Restoran Jepang, Koki Asli Jepang dan Toilet Bertenaga Listrik
Restoran Jepang yang sangat representatif tentu saja ada di Ritz Carlton Pasific Place, namanya kami lupa. Deskripsinya mungkin dapat membantu anda, adalah, dari hall drop off pengunjung Pacific Place pada sisi yang menghadap gedung Bank Artha Graha, anda jangan masuk ke Pacific Place Mall, melainkan anda terus ke kanan mengikuti sepanjang koridor dan anda akan menuju ke loby masuk Ritz Carlton. Pada lantai yang sama dengan lobi tersebut di sebelah kanan terletak beberapa restoran yang representatif, salah satunya restoran Jepang tersebut.
Makanannya istimewa, dimana semua tamu dijamu dengan makanan yang seger, dimasak persis di depan mata anda. Semua tamu berkeliling menghadap 3 koki yang sedang dengan sigap dan lincah memasak makanan di menu anda. Cara anda melihat tingkat penghormatan tuan rumah anda adalah denganmemperhatikan siapa koki yang memasakkan makanan bagi anda. Jika chefnya adalah orang Jepang, maka itu tandanya tuan rumah anda sangat menghormati anda dan tim. Karena chef asli Jepang itulah chef kepala di situ.
Kami ingin menyampaikan beberapa catatan khusus, bukan mengenai makanannya, karena mekanannya sudah nggak usah dikomentari, luar biasa, seger, enak, dimasak di depan anda, berseni kuliner negeri matahari terbit, oleh koki chef asli Jepang, pokoknya muantafff aja deh.
Pertama. Kami peringatkan anda adalah, hati-hati dengan langkah anda. Jangan anda berjalan terburu-buru saat anda keluar dari ruang makan istimewa itu dan berjalan pada koridor sempit menuju pintu keluar atau saat anda menuju rest room. Karena disitu sebagaimana lazimnya restoran Jepang, koridornya selalu diterangi lampu yang agak dim. Masalahnya bukan di soal penerangan, melainkan ada step rendah, perbedaan permukaan lantai setinggi hanya sekitar 10 cm. Dari arah pintu menuju ruang makan istimewa tersebut, pengunjung dapat dengan mudah melihat step tersebut, tetapi dari arah sebaliknya pengunjung sangat mudah melupakan step itu, karena pertamanya ia menyingkapkan tirai kain, dan segera lupa ada satu step turun, sehingga jika anda berjalan terburu-buru dan lupa step tersebut, anda bisa jatuh kejengkang ke arah depan.
Sambil menulis ini, kami masih senyam-senyum karena ingat insiden lucu (bagi kami pribadi, tidak bagi ybs). Saat itu seorang bapak yang jabatannya tertinggi di perusahaannya, pemimpin timnya, keluar untuk ke toilet. Kami juga sama, kami berjalan di belakang bapak itu, agak jauh. Kami tak sempat memperingatkan si bapak, karena si bapak berjalan sangat terburu-buru, mungkin kebelet pipis. Mau teriak ke dianya nggak enak, segan juga, mungkin aja si bapaknya sudah tahu, di beritahu takutnya nggak enak, jadi kami biarin aja.
Dan benar aja, pemimpin di perusahaannya itu berjalan cepat-cepat dan kejengkang ke depan, untunglah dia meski sudah paruh baya masih berbadan fit dan mungkin giat olahraga, sehingga refleksnya masih ada, meski ia sempat kejengkang tetapi sigap juga dan jatuh dengan kedua kakinya terlebih dahulu, namun ia harus susah payah lari cepat-cepat mengimbangi supaya tidak jatuh. Persis kayak orang melompat dari bus yang masih jalan, ia harus ngimbangi dengan lari supaya nggak jatuh dengkul duluan. Kami yang ada di belakang menyaksikan adegan itu, pada mulanya sangat cemas, kalo sampe lutut yang jatuh duluan, ia bisa cedera. Mengetahuai dia berhasil menghindar, maka kamipun lega. Tidak ada orang lain yang tahu insiden itu. Bahkan mungkin si bapak sampai detik ini tidak pernah tahu bahwa ada kami yang menyaksikan insiden itu. Jika sibapak sempat membaca tulisan kami ini, mungkin ia akan ingat lagi, dan ia akan bersyukur lagi. Selamat bagi anda pak.
Nah catatan khusus yang kedua adalah, mengenai TOILET. Iya toilet. Kami sudah berkesempatan mengunjungi banyak tempat, dan baru di restoran hotel itulah toiletnya premium. Premium dalam hal konstruksi dan penataan, itu sudah biasa. Hotel berbintang banyak tentu saja toiletnya sangat bagus. Tetapi toilet yang satu ini sangat unik. Toiletnya sendiri bertenaga listrik. Hahahahahaha, maksudnya bagaimana? Iya, toiletnya sendiri "electrically powered" (lihat gambar), dan pengaturannya untuk bilas (ups ...cbk) dan siram, diatur dengan semacam remote control yang attached ke dinding di sebelah kanan.
Jadi ini terus terang aja ya, buka kartu. Setelah si bapak yang kejengkang tadi masuk kembali ke ruang makan, kami pun menggantikan menggunakan toilet tersebut. Melihat toilet bertenaga listrik itu pun,kami segera mencari tahu cara kerjanya. Berhubung usaha demikian membutuhkan waktu dan pengetahuan gadget, maka kami segera putuskan : PIPISNYA DITAHAN AJA, karena satu alasan TOILETNYA TERLALU CANGGIH.
Kernyataan kecanggihan tidak selalu identik dengan kepraktisan ya. Iya begitulah.
Makanannya istimewa, dimana semua tamu dijamu dengan makanan yang seger, dimasak persis di depan mata anda. Semua tamu berkeliling menghadap 3 koki yang sedang dengan sigap dan lincah memasak makanan di menu anda. Cara anda melihat tingkat penghormatan tuan rumah anda adalah denganmemperhatikan siapa koki yang memasakkan makanan bagi anda. Jika chefnya adalah orang Jepang, maka itu tandanya tuan rumah anda sangat menghormati anda dan tim. Karena chef asli Jepang itulah chef kepala di situ.
Kami ingin menyampaikan beberapa catatan khusus, bukan mengenai makanannya, karena mekanannya sudah nggak usah dikomentari, luar biasa, seger, enak, dimasak di depan anda, berseni kuliner negeri matahari terbit, oleh koki chef asli Jepang, pokoknya muantafff aja deh.
Pertama. Kami peringatkan anda adalah, hati-hati dengan langkah anda. Jangan anda berjalan terburu-buru saat anda keluar dari ruang makan istimewa itu dan berjalan pada koridor sempit menuju pintu keluar atau saat anda menuju rest room. Karena disitu sebagaimana lazimnya restoran Jepang, koridornya selalu diterangi lampu yang agak dim. Masalahnya bukan di soal penerangan, melainkan ada step rendah, perbedaan permukaan lantai setinggi hanya sekitar 10 cm. Dari arah pintu menuju ruang makan istimewa tersebut, pengunjung dapat dengan mudah melihat step tersebut, tetapi dari arah sebaliknya pengunjung sangat mudah melupakan step itu, karena pertamanya ia menyingkapkan tirai kain, dan segera lupa ada satu step turun, sehingga jika anda berjalan terburu-buru dan lupa step tersebut, anda bisa jatuh kejengkang ke arah depan.
Sambil menulis ini, kami masih senyam-senyum karena ingat insiden lucu (bagi kami pribadi, tidak bagi ybs). Saat itu seorang bapak yang jabatannya tertinggi di perusahaannya, pemimpin timnya, keluar untuk ke toilet. Kami juga sama, kami berjalan di belakang bapak itu, agak jauh. Kami tak sempat memperingatkan si bapak, karena si bapak berjalan sangat terburu-buru, mungkin kebelet pipis. Mau teriak ke dianya nggak enak, segan juga, mungkin aja si bapaknya sudah tahu, di beritahu takutnya nggak enak, jadi kami biarin aja.
Dan benar aja, pemimpin di perusahaannya itu berjalan cepat-cepat dan kejengkang ke depan, untunglah dia meski sudah paruh baya masih berbadan fit dan mungkin giat olahraga, sehingga refleksnya masih ada, meski ia sempat kejengkang tetapi sigap juga dan jatuh dengan kedua kakinya terlebih dahulu, namun ia harus susah payah lari cepat-cepat mengimbangi supaya tidak jatuh. Persis kayak orang melompat dari bus yang masih jalan, ia harus ngimbangi dengan lari supaya nggak jatuh dengkul duluan. Kami yang ada di belakang menyaksikan adegan itu, pada mulanya sangat cemas, kalo sampe lutut yang jatuh duluan, ia bisa cedera. Mengetahuai dia berhasil menghindar, maka kamipun lega. Tidak ada orang lain yang tahu insiden itu. Bahkan mungkin si bapak sampai detik ini tidak pernah tahu bahwa ada kami yang menyaksikan insiden itu. Jika sibapak sempat membaca tulisan kami ini, mungkin ia akan ingat lagi, dan ia akan bersyukur lagi. Selamat bagi anda pak.
Nah catatan khusus yang kedua adalah, mengenai TOILET. Iya toilet. Kami sudah berkesempatan mengunjungi banyak tempat, dan baru di restoran hotel itulah toiletnya premium. Premium dalam hal konstruksi dan penataan, itu sudah biasa. Hotel berbintang banyak tentu saja toiletnya sangat bagus. Tetapi toilet yang satu ini sangat unik. Toiletnya sendiri bertenaga listrik. Hahahahahaha, maksudnya bagaimana? Iya, toiletnya sendiri "electrically powered" (lihat gambar), dan pengaturannya untuk bilas (ups ...cbk) dan siram, diatur dengan semacam remote control yang attached ke dinding di sebelah kanan.
Jadi ini terus terang aja ya, buka kartu. Setelah si bapak yang kejengkang tadi masuk kembali ke ruang makan, kami pun menggantikan menggunakan toilet tersebut. Melihat toilet bertenaga listrik itu pun,kami segera mencari tahu cara kerjanya. Berhubung usaha demikian membutuhkan waktu dan pengetahuan gadget, maka kami segera putuskan : PIPISNYA DITAHAN AJA, karena satu alasan TOILETNYA TERLALU CANGGIH.
Kernyataan kecanggihan tidak selalu identik dengan kepraktisan ya. Iya begitulah.
Comments
Post a Comment