Iklan di KRL Commuter Line Jabodetabek yang Mengambil Hak dan Keamanan Penumpang

Sebagai pengguna rutin Kereta Komuter Jabodetabek, kereta listrik adalah transportasi umum yang paling baik di antara opsi yang tersedia. Sebagai perbandingan, anda membutuhkan waktu hanya 30 menit dari Depok ke Jalan Jendral Sudirman Jakarta Pusat pada rush hour pagi atau sore. Bandingkan jika anda naik Bus Patas AC Sudirman-Depok, anda butuh waktu paling kurang 2,5 jam, beda 2 jam.

Namun sisi kenyamanan dari KRL Jabodetabek masih perlu ditingkatkan dengan lebih drastis lagi. Karena saat ini kenyamanan bukan opsi, alias belum available. Yang sudah menjadi opsi adalah kecepatan, daya angkut, kemudahan akses, murah. Hal-hal ini sudah disediakan oleh KRL Komuter Jabodetabek dengan sangat baik. Hal tersebut semoga sudah masuk strategi pengembangan jangka pendek dari PT KAI dan anak perusahaan yang mengelola KRL Komuter Jakarta.

Pada tulisan kali ini, kami ingin menyoroti ketidaknyamanan yang ditambahkan oleh pengelola KRL jabodetabek kepada penumpang yang memang sudah nggak nyaman. Ada hak penumpang yang diambil dengan paksa oleh pengelola dan hak tersebut diambil karena pemasang iklan yang membayar.

Dari segi bayar membayar, memang pemasang iklan membayar juga kepada pengelola dan penumpang jelas bayar. Tetapi penumpang adalah core business dari operasi KRL Komuter Jabodetabek, sedangkan iklan hanyalah pendapatan tambahan. Jadi adalah suatu yang tidak benar jika hanya karena iklan lalu hak dasar penumpang diambil.
Memang hal ini terlihat kecil saja, tetapi sebagai masyarakat konsumen kita harus menegakkan hak-hak konsumen pengguna KRL Jabodetabek secara baik. Hak yang saya maksud adalah berpegangan pada pegangan yang sudah dibuat oleh produsen gerbong kereta itu sendiri.

Pegangan di kereta sangat penting yang dirancang agar penumpang yang berdiri dapat memiliki pegangan untuk menjaga keseimbangan agar ia tidak jatuh manakala kereta berhenti atau mulai berjalan. Pentingnya pegangan tersebut dapat dilihat dari penempatannya yang sangat banyak bergantungan dari frame stanless steel di langit-langit gerbong, yang posisinya dapat dijangkau oleh mayoritas orang Asia. Setiap 25cm ada satu pegangan se[perti itu, dan itu ada di setiap sisi tempat duduk. Dalam satu rangkaian kereta KRL Jabodetabek mungkin jumlah pegangan demikian mencapai lebih dari 1.000 buah.

Nah hak yang diambil dari penumpang adalah kenyamanan dan keamanan, yang diambil oleh para pengiklan dan disetujui oleh pengelola KRL Jabodetabek.


  • Kenyamanan berpegangan diambil karena materi iklan ditempelkan pada kotak dari bahan plastik keras dan dipasang menutupi tali pegangan yang menghalangi penumpang berpegang
    an pada tali tersebut. Haknya telah diambil.
  • Keamanan penumpang dikorbankan, meski risiko ancaman keamanan kecil saja, tetapi risikonya menjadi ada, karena material yang digunakan adalah plastik keras yang dapat melukai penumpang in case terjadi accident. Perlu diingat bahwa perusahaan Jepang pembuat gerbong kereta telah merancang dengan sangat cermat material dan bentuk serta formasinya dalam kereta. Orang Jepang membuat semua komponen gerbong kereta tanpa sudut artinya dibuat melengkung dan sudutnya mulus. Sehingga jika ada kejadian darurat metaerial tersebut tidak akan menusuk atau melukai penumpang.  Sebaliknya pemasang iklan dan pengelola KRL dengan seenaknya telah mengambil hak penumpang dimana ribuan plastik keras iklan dipasang pada pegangan yang sudah merampas hak kenyamanan penumpang, juga mendatangkan bahaya karena bahan plastik keras tersebut sanggup melukai, dan sudutnya tajam, serta bentuknya plastik flat tipis yang dapat mengiris tubuh manusia in case terjadi kecelakaan.
Inilah dua hal yang kami lihat dengan sewenang-wenang telah dimasukkan oleh Pengelola KRL Jabodetabek ke dalam gerbong yang berpotensi membahayakan keselamatan penumpang, dan yang sudah jelas merampas hak kenyamanan penumpang.

Tulisan ini sebagai kritik kepada PT KAI agar menertibkan pemasangan iklan yang mengganggu dan merampas hak penumpang dan melarang penggunaan materi iklan yang berpotensi mencelakakan.

Rabu, 18 Juni 2014 
            

  

Comments

Popular Posts