Gubernur Ahok : Karya Nyata Kini Tersentuh Rakyat

Gubernur Ahok kontroversial? Sah dijawab: Iya.

Kontroversial bukan berarti negatif, tetapi hanya menunjukan fakta bahwa cara kerja dan sikapnya, pendapatnya selalu membelah menimbulkan 2 pihak. Keterbelahan (apa istilah ini tepat?) dalam opini dan reaksi masyarakat suatu yang sangat sah dan baik, agar terjadi arus, tenaga dorongan motivasi bagi perubahan ke arah lebih baik. Nyanyian lagu setuju telah merusak negeri ini bukan? Iya, akibat paduan suara, iya kalo paduan suaranya baik, kalo buruk ya buruk semua.

Tulisan ini bukan sebuah analisa serius, tetapi hanya merekam perkara "kecil" dari cara kerja administrasi Gubernur Ahok. 

Ambil contoh sederhana, banjir kanal Barat yang melintasi jalan protokol Sudirman di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat. Secara selama bertahun-tahun kami lewat di atas jembatan di sana, banjir kanal itu sebelumhya hanyalah  pertunjukan aliran sampah yang rutin, aliran dari sampah plastik, stereform, botol bekas, kasur dan perabot rusak. Ini gambaran yang kami ingat dengan baik. Aliran kotor yang hanya bisa bersih sesaat, yaitu setelah musim banjir menyapu dengan cepat sampah-sampah itu mempercepat lajunya menuju teluk Jakarta. Pertanyaan timbul pada saat itu adalah : "Di manakah oknum-oknum Dinas Kebersihan DKI Jakarta?" Pertanyaan yang ditanya karena orang-orang itu tak pernah ada jejak karyanya di sana.

Ketika Gubernor Ahok menduduki kursi DKI 1, maka jejak kaki orang-orang dinas kebersihan, atau orang kontraktor mereka mulai terlihat. Di sepanjang banjir kanal itu mulai kelihatan pria-pria dengan rompi pelampung warna orange dalam kelompok-kelompok kecil 5-10 orang akan turun di kali itu mulai memunguti sampah-sampah. Mereka berminggu-minggu di sana, dan kali itu untuk pertama kali tidak lagi ada gambaran sampah yang mengapung dan mengalir pelan. Sampahnya disingkirkan. Dan ketika sudah bersih, maka kelompok berompi jingga itu akan muncul lagi. 

Jadi sebelum Ahok, apakah DKI tak pernah punya tenaga kebersihan seperti itu? Kami tahu jawabannya "nggak juga". Karena pernah ada kabar bahwa Ahok menemukan anggaran kebersihan DKI digunakan membayar katakanlah 1000 orang dan yang turun bekerja hanyalah 300 orang, yang 700 orang yang telah nerima bayaran itu kemana, apakah orangnya ada? Ahok nggak mau menelusuri kejanggalan itu, ia lebih konsentrasi agar setiap orang yang dibayar, turun mengerjakan tugasnya sesuai bayaran itu. Itulah sebabnya pasukan kebersihan itu baru muncul. Begitu kabar yang kami dengar.

***

Dan kanyataan lain adalah, bahwa untuk pertama kali juga setelah selama bertahun-tahun, kami melihat petugas kebersihan berompi orange itu dalam jumlah satuan kecil lagi-lagi terlihat di beberapa lokasi mengangkat penutup got trotar, dan terjun ke dalam got-got berair lumpur hitam, mengeruk sampah dan lumpur untuk dibuang.

Katakan saja untuk pertama kali ada petugas kebersihan yang menggali got-got itu setelah mungkin lebih dari 10 tahun nggak pernah dibersihkan, yaitu got-got di sepanjang jalur pejalan kaki di jalan yang menghubungkan stasion Kereta Beos ke Mangga Dua. Mereka terlihat serius turun ke dalam got itu dan mengangkat sampah dan lumpur hitam membersihkan got-got itu.

Lokasi lain adalah got-got di sepanjang jalan di bawah jembatan dekat Stasion Kereta Sudirman. Petugas kebersihan itu kembali melakukan tugas yang sama.

Jadi pertanyaan kami adalah "Jadi tahun-tahun sebelumnya ke mana petugas-petugas demikian?" Jawaban sederhana kami adalah, "Mereka tidak pernah disuruh, atau mungkin disuruh juga tapi tidak dikerjakan?". Jadi kesimpulannya adalah semua karena Ahok memerintahkan pekerjaan sederhana demikian.

Jika anggaran pemerintah DKI yang keluar, lalu dikerjakan dengan baik sesuai bayaran itu, maka tidak mustahil DKI akan bersih dan mengurangi dampak banjir.

Fakta kecil adanya pekerjaan kebersihan tersebut mengindikasikan setiap orang mengerjakan tugasnya, makan uang dengan halal, menerima uang kebersihan dengan mengerjakan tugas kebersihan sampai dengan turun ke membersihkan ke dalam got-got yang hitam.

Maka dari pengamatan sederhana ini kami juga berani menyimpulkan bahwa Gubernur Ahok yang menaikkan gaji pegawai DKI sebagai langkah tepat, dengan syarat pegawai itu mengerjakan tugas wajibnya, dan enjoy dengan pendapatannya yang sah.

Jadi masalah kota ini sebenarnya ada solusinya jika semua penerima hak melakukan wajibnya. Sebagai warga Jakarta, kami mengapresiasi hal kecil ini, dan berharap karya serius ini berlaku juga untuk hal-hal besar, seperti proyek Mass Rapid Transportation yang terus menggeliat pengerjaannya.

Satu lagi yang kini sedang dikerjakan pemerintahan Ahok adalah membuat jalan inspeksi di sepanjang pinggiran Banjir Kanal Barat paralel rel kereta, dari Pejompongan ke Thamrin. Jalannya tidak terlalu panjang, tetapi mungkin menjadi alternatif, dapat membantu memperlancar mengalirkan sebagian arus kendaraan di area padat lalu lintas tersebut.

24/2/2015

Comments

Popular Posts