Kumpulan Cerita Silat Keren : Wiro Sableng

Kedua orang itu bergerak dalam pertempuran pedang yang sangat cepat, semakin cepat saja dan mulai terlihat sebagai kelebat gasing sinar putih. Sampai dengan 20 jurus, belum terlihat ada yang akan kalah.  Namun tiba-tiba, sebuah bunyi gedebuk keras terdengar dan selarik sinar putih mental dari pusaran sinar putih itu dan jatuh persis di bawah sebuah pohon beringin besar. Ki Galuh terkapar senderan di akar-akar sebuah pohon beringin besar, dari mulutnya perlahan mengalir darah hitam. Ia terluka dalam kena tendangan karena menghindar sebuah sabetan pedang lawannya dalam pertempuran itu.  

"Hahahahahahahahaha ...." terdengar bahana ketawa yang tidak biasa, karena bagi pendengaran orang awam, gelegar ketawa itu bisa merusak gendang telinga. Tampak seorang laki-laki brewok paruh baya berdiri sombong di hadapan Ki Galuh yang sekarang berhasil menyenderkan dirinya pada akar pohon itu.

"Ki Galuh, sekarang bersiaplah untuk mengantar nyawamu ke neraka" Kata si orang brewok dengan pongahnya.

Ki Galuh terkenal sebagai Kepala Desa yang bijak dan suka menolong rakyatnya, terutama melindungi petani dari serangan perompak yang sering menyerang desa-desa di pesisir utara Tuban. 

Dengan keadaan luka dalam yang parah, Ki Galuh hanya bisa pasrah bersiap-siap menerima takdir. Pedangnya telah terpental entah kemana, tenaga dalamnya telah terkuras habis. Ia ingat anak-anak, istri dan rakyatnya. Sempat pula ia berdoa siap menerima malaikat maut yang menjemputnya.

Dengan sikap tidak sabar berangasan leki-laki brewok ini kelihatan akan segera menjalankan niatnya menghabisi nyawa Ki Galuh.

Tak diketahui oleh orang brewok dan Ki Galuh, adalah sepasang mata sejak tadi telah mengintip dan mengawasi pertempuran itu dari atas pohon beringin itu. Seorang pemuda bertubuh kekar berbaju putih, duduk di atas dahan, dan ia tak terlihat karena tertutup daun beringin yang lebat.   Pastinya pemuda itu bukan orang biasa, meskipun ia duduk di dahan yang kecil itu, tidak terlihat dahan itu akan patah. Hal begini ini hanya dapat dilakukan oleh orang dengan ilmu meringankan tubuh yang sangat tinggi.

Si brewok skarang maju dengan kecepatan tinggi ke arah Ki Galuh, pedangnya terhunus dan mengayun dari atas menebas Ki Galuh yang tak berdaya. Si brewok ini tentunya bukanlah orang gagah dunia persilatan, karena tidak pantas seorang tokoh silat menyerang lawan yang sudah tidak berdaya.  

Ketika pedang tinggal sejengkal dari leher Ki Galuh, tiba-tiba sebuah sinar putih berkelebat sangat cepat datang dari atas pohon beringin itu, hampir-hampir tak terlihat, mengenai pedang yang menyambar itu, dan terdengar pekikakan meraung yang mengerikan, karena pedang itu seperti menghantam sebuah tiang besi yang keras, apapun benda yang menghantam akan mental balik. Dan tangan si brewok terlihat hitam kebiruan dari bahu ke telapak tangan, karena energi pedangnya itu mengalir balik mendadak ke lengannya dan lengan itu meski memiliki kanuragan tinggi tetap menanggung akibatnya. Si brewok pun terpental ke belakang sejauh tiga tombak dengan tangan kanan yang lunglai terluka parah. 

Sekalipun demikian, ia segera berdiri dan mengambil sikap bersila, menarik nafas dalam-dalam mencoba memulihkan tenaga dalam, dan melindungi dirinya dari serangn balik dari siapapun yang pasti telah menolong Ki Galuh itu. Belum sempat tenaga dalamnya pulih, tiba-tiba antara si brewok dan ki Galuh meledak sebuah asap hitam tebal bau belerang menyengat menutup pandangan si brewok kepada Ki Galuh. Ketika asap hitam itu perlahan menghilang, Ki Galuh telah raib seperti ditelan bumi.

*** 

Ini adalah penggalan cerita silat karangan kami sendiri. Jenis cerita silat seperti ini sangat terkenal di era tahun 80-an. Salah satu yang populer adalah Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Wiro Sableng karangan Bastian Tito. Saking populernya cerita silat ini pernah difilmkan dalam bentuk serial televisi dengan judul Wiro Sableng, yang sangat populer juga di zamannya. 

Untuk mengobati kerinduan penggemar, kami mencoba membantu membagi ebook Wiro Sableng versi pdf, yang ditulis ulang oleh sebuah Kelompok Pencinta Wiro Sableng, salah satunya Tiraikasih, ini dia :

"Pendekar Dari Gunung Naga"
"Raja Rencong dari Utara"
"Pembalasan Nyoman Dwipa"
"Neraka Puncak Lawu"
"Cinta Orang-orang Gagah" 

Comments

Popular Posts