Prestasi Pendidikan Indonesia : Terendah ke-40 dari 40 negara !!!
Menurut penelitian pada data yang dikeluarkan oleh Pearson Education dari Inggris dan The Econmist Intelligence secara terpisah, yang dibahas oleh majalah Forbes ada temuan yang menarik sekaligus mengejutkan mengenai pendidikan di banyak negara, sekaligus menjadi pembanding dan pelajaran penting bagi sistem pendidikan di Indonesia khususnya oleh Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam artikel itu dikatakan bahwa capaian prestasi pendidikan Indonesia adalah yang terendah (ke-40) diantara 40 negara disurvei (termasuk Hongkong yang dianggap 'negara'), padahal negara-negara tersebut merupakan negara dengan pengeluaran biaya pendidikan tertinggi secara prosentasi dibandingkan dengan anggaran dan belanja negara.
Hal-hal apa yang sesungguhnya mempengaruhi prestasi pendidikan menjadi bagus adalah, Pearson menemukan, ketika sistem pendidikan menempatkan prioritas tertinggi pada pengembangan keahlian dasar. Hal ini tak mengejutkan karena 4 negara paling teratas di dunia prestasi pendidikannya yaitu Korea Selatan (no. 1), Jepang (no. 2), Singapura (no. 3) dan Hongkong (no. 4) semuanya menempatkan penekanan pengembangan keahlian dasar anak-anak, seperti matematika dan bahasa.
Hal-hal apa yang sesungguhnya mempengaruhi prestasi pendidikan menjadi bagus adalah, Pearson menemukan, ketika sistem pendidikan menempatkan prioritas tertinggi pada pengembangan keahlian dasar. Hal ini tak mengejutkan karena 4 negara paling teratas di dunia prestasi pendidikannya yaitu Korea Selatan (no. 1), Jepang (no. 2), Singapura (no. 3) dan Hongkong (no. 4) semuanya menempatkan penekanan pengembangan keahlian dasar anak-anak, seperti matematika dan bahasa.
sumber : http://www.forbes.com/sites/jamesmarshallcrotty/2014/05/21/why-asian-nations-dominate-global-education-rankings/
Sementara, sistem pendidikan Indonesia sangat terbalik dalam logika berpikirnya, di mana guru-guru Sekolah Dasar sebagai sekolah peletakkan keahlian dasar tersebut justru tenaga-tenaga guru dengan latar belakang pendidikan terendah. Dan buku-buku yang digunakan sebagai buku teks anak-anak SD dikarang oleh sarjana pendidikan kelas 2, dimana sebagai orang tua dengan latar belakang dunia pendidikan dan terlibat memeriksa pekerjaan rumah anak-anak dan memperhatikan isi dari buku materi pelajaran Sekolah Dasar, kami menemukan banyak isi buku pelajaran yang dibuat seenaknya hanya untuk memenuhi materi dan isinya diulang-ulang bahkan ada yang salah atau alur logikanya tidak benar.
Berikut hasil total 40 Negara :
Minggu, 1 dan 8 Februari 2015
Berikut hasil total 40 Negara :
Minggu, 1 dan 8 Februari 2015
Comments
Post a Comment