Jono Terkenal Karena Sate: Sate Jono
Secara sate adalah makanan khas Indonesia maka ke pelosok negeri kita manapun anda pergi, anda akan jumpa menu sate dalam berbagai citarasa, dengan bentuk yang itu-itu, daging yang ditusuk lidi lalu dibakar. Sedikit perbedaan hanya pada sate Bali, dimana daging ikan atau ayam dicincang dan dililitkan pada lidi bambu dan dibakar. Itulah sate yang khas. Apapun daging sate mau ayam, kambing, sapi, kuda, ikan, usus ayam, hati ampela, semuanya pastilah menghadirkan sate yang lezat. Tinggal sambelnya mau apaan nih. Ada sambel kacang, sambel kecap, irisan cabe, bawang, ... ada nggak sih sate sambel terasi? blom pernah dengar pun.
Di Pejompongan, Benhill ada warung sate yang sangat terkenal, mungkin tiap orang Jakarta tahu warung sate itu. Namanya sih sederhana "Warung Sate Jono".
Sate ayam dan sate kambingnya sih biasa aja ya, nggak ada istimewanya, sama saja dengan sate-sate lainnya. Kami pun sampai saat ini masih mencari apa keistimewaan Sate Jono. Mengingat kami selalu ingat Sate Kono setiap kali pengen makan sate, mestinya ada sesuatu entah apa itu yang bercokol pada "top of mind persatean" ketika mulai memikirkan makan sate.
Kami mungkin telah menikmati betapa empuknya, nikmatnya daging kambing muda, dan segernya es kelapa muda jeruk, sampai-sampai momen kenikmatan itu kerekam dan masuk top list dalam benak kami. Sehingga setiap kali ada yang ngajak "makan sate yuk", langsung muncul di pikiran dua kata "Sate Jono".
Entahlah, kami bukan pakar psikologi marketing, tapi yang penting, Sate Jono memang enak, ditunjang suasana warungnya yang nuansa kampung, sederhana dengan pendingin ruangan kipas angin, dan kadang-kadang asap bakaran satenya masuk membawa aroma daging terbakar yang harum, dan juga hangatnya suhu ruangan menimbulkan keringat. Kombinasi suasana warung pedesaan sebabkan makan lahap.
Jika anda sangat menikmatinya, anda lupa bahwa anda orang kantoran dengan pakaian rapih, dan jam 3 sore ini anda akan jumpa tamu yang datang ke kantor anda. Bisa-bisa tamu anda akan nanya "Tadi makan di warung Sate Jono ya om/tante" ... gubrakkkkk ternyata tamu anda juga suka makan di situ.
Letaknya di jalan Pejompongan, dari arah Karet menuju Pal Merah/Slipi, sebelum belokan ""S" warung sate Jono di sebelah kiri jalan. Jangan takut, nyari parkir gampang. Kalo di depan warung satenya penuh, anda tinggal markir di jalan masuk ke kompleks PDAM Jaya.
Bisa kan?
Sate ayam dan sate kambingnya sih biasa aja ya, nggak ada istimewanya, sama saja dengan sate-sate lainnya. Kami pun sampai saat ini masih mencari apa keistimewaan Sate Jono. Mengingat kami selalu ingat Sate Kono setiap kali pengen makan sate, mestinya ada sesuatu entah apa itu yang bercokol pada "top of mind persatean" ketika mulai memikirkan makan sate.
Kami mungkin telah menikmati betapa empuknya, nikmatnya daging kambing muda, dan segernya es kelapa muda jeruk, sampai-sampai momen kenikmatan itu kerekam dan masuk top list dalam benak kami. Sehingga setiap kali ada yang ngajak "makan sate yuk", langsung muncul di pikiran dua kata "Sate Jono".
Entahlah, kami bukan pakar psikologi marketing, tapi yang penting, Sate Jono memang enak, ditunjang suasana warungnya yang nuansa kampung, sederhana dengan pendingin ruangan kipas angin, dan kadang-kadang asap bakaran satenya masuk membawa aroma daging terbakar yang harum, dan juga hangatnya suhu ruangan menimbulkan keringat. Kombinasi suasana warung pedesaan sebabkan makan lahap.
Jika anda sangat menikmatinya, anda lupa bahwa anda orang kantoran dengan pakaian rapih, dan jam 3 sore ini anda akan jumpa tamu yang datang ke kantor anda. Bisa-bisa tamu anda akan nanya "Tadi makan di warung Sate Jono ya om/tante" ... gubrakkkkk ternyata tamu anda juga suka makan di situ.
Letaknya di jalan Pejompongan, dari arah Karet menuju Pal Merah/Slipi, sebelum belokan ""S" warung sate Jono di sebelah kiri jalan. Jangan takut, nyari parkir gampang. Kalo di depan warung satenya penuh, anda tinggal markir di jalan masuk ke kompleks PDAM Jaya.
Bisa kan?
Comments
Post a Comment